Aku sudah capek berteman dengan kamu. Kamu aneh, gak bisa dimengerti. Gak pernah ada klo dibutuhkan. Capek… Kamu beresin dulu masalahmu ya? Ntar setelah kamu sudah hilang penatnya dan tidak aneh lagi, baru kita berteman lagi.”
Aku mengatakan hal di atas ke salah seorang teman dekatku di suatu malam. Sering sekali aku mencoba menghubungi dia, selalu gagal. Mencoba berbicara, gagal. Dia selalu sedang melakukan sesuatu yang lain, bersama yang lain atau sedang pergi ke luar kota. Ya ampun, kenapa dia gak pernah bisa ada? Sesibuk itukah? Menyebalkan!
Akhirnya, aku merasa ingin berhenti. Aku akan cari teman lain. Sebelll… Aku puas setelah berkata itu dan aku tidur dengan tenang.
Di pagi hari, saat aku ingin bertemu dengan Sahabatku, Dia mengingatkanku dengan lembut. “Kalau aku berkata Aku sudah capek bersahabat dengan kamu, gimana? Kamu tuh gak bisa dimengerti, kamu lemah, sering jatuh dan berbuat dosa. Kamu sering menyakiti hatiKu. Kamu sering gak mau mendengarkan aku. Kamu menghubungi Aku kalau lagi butuh aja, kalau kamu lagi gembira, kamu gak ingat Aku sama sekali. Perbaiki dulu dirimu, kalau sudah, baru datang lagi dan kita bersahabat lagi”
Wuaduh Tuhan, jangan pernah menyuruhku pergi dan tidak jadi sahabatMu lagi.
Gimana bisa, aku bangun kalau Kau tidak menolongku dari kejatuhan?
Gimana bisa, aku terhindar dari dosa, kalau Kau tidak mengingatkanku?
Gimana bisa aku kuat, kalau kau tidak bersamaku?
Gimana bisa aku menjalani hidup, kalau Kau tidak berjalan di depanku?
Gak Tuhan, aku gak bisa hidup kalau Kau tidak mau jadi Temanku.
“Kalau begitu, tetaplah jadi temannya. Banyak hal dan keadaan, yang membuat sesuatu terjadi.Jangan menghakimi. Bagianmu hanyalah tetap mengasihi, seperti Aku mengasihimu, tetap menjadi sahabat, seperti Aku jadi Sahabatmu. Jangan pernah mengharapkan kembali apa yang sudah kamu berikan seperti Aku tidak pernah menuntut kamu mengembalikan apa yang sudah Kuberi padamu.
Tetap baik, tetap setia, tetap berikan dirimu kepada orang lain. Kamu mungkin menderita, kamu mungkin di dalam bahaya, tapi Aku, tetap bersamamu, selalu”.
Untuk sahabatku, maafkan aku ya.
Aku mungkin akan tetap seperti ini. Tuhan jagai aku kok..
“Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu.”
“Kalau kamu baik kepada orang yang baik kepada kamu, apa bedamu dengan dunia?”
“Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.”
“Kamu adalah murid-muridKU, jika kamu saling mengasihi”
(160807)
Rabu, 23 Juli 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar