Selasa, 20 Desember 2011

Niat (benar atau tidak), siapa yang menilai?

(it's been long time since my last blog. a nice friend reminded me yesterday: where is your writing? hmmm....thanks friend)

Seorang temanku ngomong: gak lah, niat dia masih belum benar dalam melayani.... ntar apa kata orang?

Sekarang ini lagi musim panitia-panitian di perusahaan tempat saya bekerja. Maklum sudah mendekati perayaan Natal. Banyak panitia yang dibentuk, ada yang jadi ketua, koordinator, anggota, simpatisan, dll...
Em, apa yang motivasi setiap orang yang mau bergabung dengan kepanitiaan ini? Melayani Tuhan? (klise banget jawabannya). Supaya dapat teman/networking yang lebih banyak (sudah sedikit lebih jujur). Ya, siapa tau ketemu jodoh (semakin jujur). Gak tau (nah, ini bisa ajah). Latihan berorganisasi (ya, ada juga jawaban begini).
Tapi, sebenarnya apa ya kata Tuhan, yang bisa melihat sampai ke dasar hati untuk setiap motivasi yang ada di dalam hati kita ketika ikut di dalam berbagai kepanitiaan (kerohanian) atau pelayanan?
Apakah Dia akan menemui lebih banyak motivasi yang benar? Atau, Dia malah akan menemukan bahwa motivasi sebagian besar anak-anakNya adalah 'tidak begitu benar'? (hehehe)

Kuteringat pada masa-masa ketika Tuhan Yesus masih berwujud manusia dan memulai pelayananNya di bumi. Apakah motivasi murid-muridNya benar? Apakah motivasi orang-orang yang mengikutiNya benar? Untuk melayani Tuhan dan bukan untuk kepentingan sendiri?
Banyak yang mengikuti Yesus dengan motivasi untuk kepentingan diri sendiri: minta disembuhkan, minta diusirkan setan, minta makan, minta ...dan minta lagi, demi kepentingan sendiri.
Apakah Tuhan Yesus marah? Apakah Tuhan Yesus gak senang dan bilang: "Pulang dulu kamu, dan kembalilah saat motivasimu sudah benar?

Gak kan?
Yesus menerima siapa saja yang datang padaNya.
Apa pun motivasinya, Tuhan Yesus terima saja.
Bahkan orang yang Dia tahu akan menghianatiNya (Yudas dan Petrus), yang akan menjualNya (Yudas) pun Dia layani, Dia perhatikan sama besarnya dengan yang lain.
Jadi apakah Yesus mengutamakan motivasi ketika orang datang padaNya?
Atau Dia simply perhatikan 'hati yang mendekat' padaNya (dengan berbagai macam kebutuhan).
Pada akhirnya, 'hati yang mendekat' padaNya dengan sungguh-sungguh itu akan diubahkan olehNya...
Sehingga akhirnya, apa pun yang dilakukan 'hati yang mendekat' itu akan menyenangkan hatiNya?

So, untuk apa takut dengan motivasimu melayani di berbagai kepanitiaan?
Datang saja...
Layani Dia...
Jangan remehkan kuasaNya untuk mengubahkanmu :-)
Kalau hati Firaun bisa Dia pakai sesukaNya untuk menyatakan 10 mukjizat bagi bangsa Israel.
Sekeras apa sih hatimu (motivasimu), sehingga tidak akan berubah kalau sudah bertemu Dia?

Yuk, datang saja!

Tidak ada komentar: