Senin, 26 Desember 2011

kumpul nyok kumpul

23 Dec 2011, saatnya kembali ke kampung halaman tercinta... persiapan yang minim (maklum masih bekerja sampai hari keberangkatan), tidak mengurangi exciting-nya kepulangan kali ini...
ada 3 ponakan yang lucu-lucu + 1 lagi yang lahir keesokan harinya, membuat semangat semakin berkobar-kobar...

ngumpul dengan keluarga besar memang selalu menyenangkan... kangen rasanya...
mengenang masa kecil kami bersaudara pun menjadi tradisi yang tidak pernah dilupakan...
kehadiran ponakan-ponakan, yang tiap tahun bertambah, semakin menambah semaraknya berkumpul ....
kumpul dengan keluarga selalu menyenangkan...
sedikit pertentangan menambah semaraknya pertemuan kali ini...
capek sih, jadi babu lagi..(yang masak, nyapu, dll), yang selama ini dikerjakan orang lain buatku, menjadi terasa menyenangkan..
banyak pengalaman baru (yang sedikit menjijikkan untuk dikenang xexexe) didapatkan...

kumpul kali ini menjadi perkumpulan kami pertama merayakan Natal dan Tahun Baru tanpa kehadiran Bapak tercinta.
Tiap hari menjelang tahun baru, mengingatkan kami akan pengalaman setahun lalu, saat Bapak masih sakit.
Tiap hari jelang tahun baru, kami lalui dengan memori setahun lalu.
Tidak ingin membicarakannya satu sama lain, tapi aku tahu, pikiran kami masing-masing kembali ke tahun lalu, saat Beliau masih ada.

Father, I do miss you.
I keep figuring what your response will be to see Tadeo and Tobias ...
They are very handsome.
Tadeo looks like Opung and Tobias looks like Evan...

Rabu, 21 Desember 2011

PEMBALASAN: mine or Him?

Lagi nonton film James Bond 007. Sebelumnya film Batman Begins...(gak tidur sampai jam 1:30 AM lho karna asyiknya).
Saya rasa banyak di antara kita yang suka menonton film action, yang dimulai dengan aksi kejahatan dan diakhiri kemenangan kebaikan. Dengan intrik-intrik yang menarik, adu pedang, adu senjata, adu taktik, adu teknologi, yang diakhiri, kemenangan kebaikan...
Selesai menonton, ada kepuasan di dalam diri ketika melihat...akhirnya kebaikan menang.
Betul gak? -)

Sepertinya, Tuhan sudah menanamkan bibit kebaikan di dalam diri kita; yang naturally muncul dengan perasaan puas:ketika melihat kejahatan kalah oleh kebaikan.

Film-film yang lewat di hadapan mata kita atau kehidupan harian yang kita jalani, buat kita merasa bahwa pembalasan kejahatan adalah hak kita.
Ketika ada teman yang menjahati kita, ketika kita diperlakukan tidak adil, ketika ada sesuatu yang tidak sesuai, rasanya kita ingin menyelesaikannya dengan usaha kita sendiri, dengan cara kita sendiri.
Pembalasan ada di pihak kita. Kita berhak membalas.
Namun, apakah ini sesuai dengan Firman Tuhan?
Bukankah, pembalasan adalah hak Tuhan? Siapa kita bertindak atas namaNya?

Perintah buat kita adalah mengampuni.
Doa yang diajarkan Yesus mengatakan 'dan ampunilah kami seperti kami mengampuni orang yang bersalah kepada kami'

Perintah yang jelas kan?
Mengampuni dan bukan membalas.
Mari kita mulai melakukan apa yang memang menjadi bagian kita,
dan menyerahkan kepada Tuhan apa yang menjadi bagianNya,
after all, He own us...

Selasa, 20 Desember 2011

Gak akan pernah pulih lagi?

Quote BBM one of my best friend:
I guess we will never really recover from the feeling of loosing our beloved family member (ES, 201211 1:56PM)

Hm, until now, I still think that my heart will not recover since my (beloved) father passed away in 26th Jan 2011.

It's been almost one year since he went to Father's home in heaven. I know that He is with Him. Soon, we will meet again in Heavenly family.

But, why it's still so difficult to be happy as I used to?
Why, my heart keep reminding me that He is now not with me, to share the happiness, the blessings, the achievement, etc that God trusted me with?
Is it the sign that I still haven't trusted Him with all my soul, my spirit, my heart and my body? That He always gives the best of the best to the people that He love?

The longer I know Him, the better I know His heart and the easier I trust and obey Him.
It needs all the time I have in this earth to know His heart and trust and obey Him.

So, if this experience is still difficult for me, still makes my heart hurt, still makes my mind wondering :why why', it is okay.
Keep going with Him, keep close to Him.

Now, I may not understand but it is okay, stay close to HIM.
After all, that's all I need: close to HIM.

Niat (benar atau tidak), siapa yang menilai?

(it's been long time since my last blog. a nice friend reminded me yesterday: where is your writing? hmmm....thanks friend)

Seorang temanku ngomong: gak lah, niat dia masih belum benar dalam melayani.... ntar apa kata orang?

Sekarang ini lagi musim panitia-panitian di perusahaan tempat saya bekerja. Maklum sudah mendekati perayaan Natal. Banyak panitia yang dibentuk, ada yang jadi ketua, koordinator, anggota, simpatisan, dll...
Em, apa yang motivasi setiap orang yang mau bergabung dengan kepanitiaan ini? Melayani Tuhan? (klise banget jawabannya). Supaya dapat teman/networking yang lebih banyak (sudah sedikit lebih jujur). Ya, siapa tau ketemu jodoh (semakin jujur). Gak tau (nah, ini bisa ajah). Latihan berorganisasi (ya, ada juga jawaban begini).
Tapi, sebenarnya apa ya kata Tuhan, yang bisa melihat sampai ke dasar hati untuk setiap motivasi yang ada di dalam hati kita ketika ikut di dalam berbagai kepanitiaan (kerohanian) atau pelayanan?
Apakah Dia akan menemui lebih banyak motivasi yang benar? Atau, Dia malah akan menemukan bahwa motivasi sebagian besar anak-anakNya adalah 'tidak begitu benar'? (hehehe)

Kuteringat pada masa-masa ketika Tuhan Yesus masih berwujud manusia dan memulai pelayananNya di bumi. Apakah motivasi murid-muridNya benar? Apakah motivasi orang-orang yang mengikutiNya benar? Untuk melayani Tuhan dan bukan untuk kepentingan sendiri?
Banyak yang mengikuti Yesus dengan motivasi untuk kepentingan diri sendiri: minta disembuhkan, minta diusirkan setan, minta makan, minta ...dan minta lagi, demi kepentingan sendiri.
Apakah Tuhan Yesus marah? Apakah Tuhan Yesus gak senang dan bilang: "Pulang dulu kamu, dan kembalilah saat motivasimu sudah benar?

Gak kan?
Yesus menerima siapa saja yang datang padaNya.
Apa pun motivasinya, Tuhan Yesus terima saja.
Bahkan orang yang Dia tahu akan menghianatiNya (Yudas dan Petrus), yang akan menjualNya (Yudas) pun Dia layani, Dia perhatikan sama besarnya dengan yang lain.
Jadi apakah Yesus mengutamakan motivasi ketika orang datang padaNya?
Atau Dia simply perhatikan 'hati yang mendekat' padaNya (dengan berbagai macam kebutuhan).
Pada akhirnya, 'hati yang mendekat' padaNya dengan sungguh-sungguh itu akan diubahkan olehNya...
Sehingga akhirnya, apa pun yang dilakukan 'hati yang mendekat' itu akan menyenangkan hatiNya?

So, untuk apa takut dengan motivasimu melayani di berbagai kepanitiaan?
Datang saja...
Layani Dia...
Jangan remehkan kuasaNya untuk mengubahkanmu :-)
Kalau hati Firaun bisa Dia pakai sesukaNya untuk menyatakan 10 mukjizat bagi bangsa Israel.
Sekeras apa sih hatimu (motivasimu), sehingga tidak akan berubah kalau sudah bertemu Dia?

Yuk, datang saja!