Emang Gwe Pikirin? atau Derita Lo
(Bos, sering-sering kasih gwe cuti dunk, jadi kreatif nih dirikyu hehhee)
Sering terdengar nih kata ini, khususnya dari anak-anak remaja zaman sekarang. Emang Gwe Pikirin ato Derita Lo?
Arrrgh, pengen dijitak, dilempar kapal terbang deh orang yang ngomong kata ini ke aku....
But...ternyata prinsip EGP ini ternyata sekali-sekali perlu untuk beberapa hal di dalam kehidupan, khususnya kalau aku ingin hidup tenang dan maju. Kubisa berpendapat begini setelah mendengar cerita sang Mama(k) tercinta di perjalanan menuju Ranto Prapat dengan Kerata Api (Super Lambat yang telat 5 jam dari jadwal semula)
Singkat cerita si Mama dengan semangat bercerita perkataan seorang Ibu lain mengenai anaknya yang dibanggain (tentu saja bukan saya, walau saya juga dibanggain hehehe).
Ibu tersebut mengatakan sesuatu yang sangat jelek mengenai anak Mama, yang 179.9 derajat berbeda dengan kenyataan dan itu buat Mama sangaaaat sakit hati. "Tidak apa-apa dia berkata jelek ttg aku tapi bukan tentang anakku",kata si Mama dengan berapi-api, berharap dapat membakar aku juga untuk semangat mendukung pendapat Mama, bahwa Ibu tadi emang layak disakit hati-i oleh mama, dan bahwa mama sangat hebat bisa menahan diri nutuk tidak marah....
Anyway, mendengar kisah orang dan tidak terlibat langsung di dalam alur cerita tersebut buat aku bisa berpikir berbeda dan tidak ikut-ikutan dengan pendapat si pencerita.
Dengan santai aku bilang ke Mama:"kita semua tahu bahwa omongan tersebut tidak benar, orang lain juga bisa melihat buktinya, terus ngapain omongan ngawur si Ibu, yang semua orang tahu juga bahwa dia gak stabil orangnya, harus Mama dengar dan ambil hati? Ngabisin perasaan saja, yang ujung-ujung nya bikin diri sendiri sakit. Gak usah dipikirin, cape.. Masih banyak hal lain yang lebih penting tuk dipikirin"
Pendapat orang lain bisa menghambat kita untuk hidup bebas dari rasa terhakimi, sakit hati/kedewa, khawatir, ragu, dll...
Pendapat orang lain juga bisa menghambat mimpi kita, menghambat visi dan misi yang Tuhan taruhkan, menghambat mukjizat Tuhan terjadi karna iman kita terpengaruh...
Andai dulu Yusuf memperhatikan pendapat orang, dan bukan perkataan malaikat untuk tetap mengambil Maria sebagai istrinya, apa jadinya kehidupan Yusuf? Dia bukan bagian dari kisah penyelamatan Allah untuk manusia berdosa.
Andai dulu Daud mendengar pendapat kakak-kakaknya untuk tidak ikut campur di dalam perang, andai dia mendengarkan ejekan Goliath, apa jadinya Daud? Bisakah dia menjadi raja Israel?
Andai dulu, laki-laki di sebelah kanan Yesus di kayu salib, mendengarkan temannya yang disalib di sebelah kiri Yesus dan juga perkataan orang-orangyang mengejek Yesus, apakah dia bisa mendengarkan janji Yesus bahwa hari itu juga, dia akan bersama Yesus di Firdaus?
Andai dulu Wright bersaudara atau Thomas Alpha Edison mendengarkan ejekan orang-orang, apakah mereka bisa memnemukan pesawat terbang dan lampu?
Omongan orang lain,khususnya orang yang peduli pada kita kadang perlu kita dengar namun jangan sampai itu menghalangi langkah kita.
Untuk perkataan-perkataan tertentu, yang kita pribadi tau apakah perlu atau tidak, kita memang perlu berkata,"EGP. I will follow my Dream, my Vision, my Master's will." After all, we live only one time.
(Bos, sering-sering kasih gwe cuti dunk, jadi kreatif nih dirikyu hehhee)
Sering terdengar nih kata ini, khususnya dari anak-anak remaja zaman sekarang. Emang Gwe Pikirin ato Derita Lo?
Arrrgh, pengen dijitak, dilempar kapal terbang deh orang yang ngomong kata ini ke aku....
But...ternyata prinsip EGP ini ternyata sekali-sekali perlu untuk beberapa hal di dalam kehidupan, khususnya kalau aku ingin hidup tenang dan maju. Kubisa berpendapat begini setelah mendengar cerita sang Mama(k) tercinta di perjalanan menuju Ranto Prapat dengan Kerata Api (Super Lambat yang telat 5 jam dari jadwal semula)
Singkat cerita si Mama dengan semangat bercerita perkataan seorang Ibu lain mengenai anaknya yang dibanggain (tentu saja bukan saya, walau saya juga dibanggain hehehe).
Ibu tersebut mengatakan sesuatu yang sangat jelek mengenai anak Mama, yang 179.9 derajat berbeda dengan kenyataan dan itu buat Mama sangaaaat sakit hati. "Tidak apa-apa dia berkata jelek ttg aku tapi bukan tentang anakku",kata si Mama dengan berapi-api, berharap dapat membakar aku juga untuk semangat mendukung pendapat Mama, bahwa Ibu tadi emang layak disakit hati-i oleh mama, dan bahwa mama sangat hebat bisa menahan diri nutuk tidak marah....
Anyway, mendengar kisah orang dan tidak terlibat langsung di dalam alur cerita tersebut buat aku bisa berpikir berbeda dan tidak ikut-ikutan dengan pendapat si pencerita.
Dengan santai aku bilang ke Mama:"kita semua tahu bahwa omongan tersebut tidak benar, orang lain juga bisa melihat buktinya, terus ngapain omongan ngawur si Ibu, yang semua orang tahu juga bahwa dia gak stabil orangnya, harus Mama dengar dan ambil hati? Ngabisin perasaan saja, yang ujung-ujung nya bikin diri sendiri sakit. Gak usah dipikirin, cape.. Masih banyak hal lain yang lebih penting tuk dipikirin"
Pendapat orang lain bisa menghambat kita untuk hidup bebas dari rasa terhakimi, sakit hati/kedewa, khawatir, ragu, dll...
Pendapat orang lain juga bisa menghambat mimpi kita, menghambat visi dan misi yang Tuhan taruhkan, menghambat mukjizat Tuhan terjadi karna iman kita terpengaruh...
Andai dulu Yusuf memperhatikan pendapat orang, dan bukan perkataan malaikat untuk tetap mengambil Maria sebagai istrinya, apa jadinya kehidupan Yusuf? Dia bukan bagian dari kisah penyelamatan Allah untuk manusia berdosa.
Andai dulu Daud mendengar pendapat kakak-kakaknya untuk tidak ikut campur di dalam perang, andai dia mendengarkan ejekan Goliath, apa jadinya Daud? Bisakah dia menjadi raja Israel?
Andai dulu, laki-laki di sebelah kanan Yesus di kayu salib, mendengarkan temannya yang disalib di sebelah kiri Yesus dan juga perkataan orang-orangyang mengejek Yesus, apakah dia bisa mendengarkan janji Yesus bahwa hari itu juga, dia akan bersama Yesus di Firdaus?
Andai dulu Wright bersaudara atau Thomas Alpha Edison mendengarkan ejekan orang-orang, apakah mereka bisa memnemukan pesawat terbang dan lampu?
Omongan orang lain,khususnya orang yang peduli pada kita kadang perlu kita dengar namun jangan sampai itu menghalangi langkah kita.
Untuk perkataan-perkataan tertentu, yang kita pribadi tau apakah perlu atau tidak, kita memang perlu berkata,"EGP. I will follow my Dream, my Vision, my Master's will." After all, we live only one time.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar